Sabtu, 09 Februari 2008

Buanglah Asumsimu

Pembuangan asumsi-asumsi adalah fase pembebasan yang amatsulit dalam menempuh jalan menuju hakikat. Kesulitan itu dapatdipahami antara lain dari peringatan Ibn 'Arabi dalam sebuah syair kesufiannya,

Barangsiapa mengaku dengan pasti bahwa Allah bergaul dengan dirinya, dan ia tidak lari (dari pengakuan itu), maka itu adalah tanda bahwa ia tak tahu apa-apa. Tidak ada yang tahu Allah kecuali Allah sendiri, maka waspadalah, sebab yang sadar di antaramu tentulah tidakseperti yang alpa. Ketiadaan kemampuan menangkap pengertian adalah ma'rifat begitulah memang pandangan akan hal itu bagi yang berakal sehat.

Dia adalah Tuhan yang sebenarnya, yang pujiankepada-Nya tidak terbilang, Dia adalah Yang Maha Suci, makajanganlah kamu buat bagi-Nya perbandingan. (Ibn 'Arabi, al-Futuhat al-Makkiyah, 1:270).

Jadi perasaan tahu Tuhan adalah justru pertanda tidak tahuapa-apa. "Mengetahui Tuhan" mengesankan adanya hasil pencarianrasional yang luar biasa. Tetapi sekali orang menginsafi bahwaTuhan adalah Wujud Mutlak, yang berarti tidak akan terjangkau wujud nisbi seperti manusia dan seluruh alam raya ciptaan-Nya,maka ia pun akan paham bahwa perasaan, apalagi keyakinan,bahwa bila ia tahu Tuhan adalah kebodohan yang tiada taranya.

Dalam gambaran Ibn 'Arabi, bahkan seandainya seseorang dapatmengetahui alam gaib, maka saat alam gaib itu tersingkapbaginya adalah juga saat ia tertutup baginya. Jadi, sejalandengan sifat paradoksal kenyataan-kenyataan, justru saatseseorang tahu alam gaib adalah juga saat ia tidak tahu. Jika matahari ilmu telah terbenam. maka bingunglahakal-pikiran yang kemampuannya hanya dalam teori pembuktian.Kalau seandainya alam gaib itu dapat disaksikan oleh matapenglihatan, maka saat munculnya alam gaib itu adalah jugasaat ia terbenam. (Ibn 'Arabi, al-Futuhat al-Makkiyyah, 3:57)

Maka perjalanan mencari Tuhan mengikuti garis lurus ataual-shirath al-mustaqim adalah perjalanan yang mensyaratkankekosongan pikiran perbandingan mengenai Tuhan dan bebas dariasumsi-asumsi, yang diistilahkan dalam ilmu tasawuf sebagaiakhalli, pengosongan diri. Inilah tawhid dalam tingkatnya yangamat tinggi, sekaligus amat abstrak (mujarrad).

Tidak ada komentar: