Sabtu, 09 Februari 2008

Legenda Batu Belimbing


Dimuat Pontianak Post 27-9-2007

Legenda Batu Belimbing
Batu Raksasa Berasal dari Angkasa

Suatu malam, sekitar abad ke-13 sampai ke-14, sebuah bahtera terlihat meluncur deras di tengah Laut Cina Selatan. Bahtera itu konon ditumpangi oleh para bangsawan dari Kerajaan Majapahit berikut sejumlah pengawalnya. Para bangsawan ini ingin mendirikan sebuah kerajaan di pesisir Utara Kalimantan Barat (cikal bakal Kerajaan Sambas Pra Islam). Ombak terus mengalun dan akhirnya menghempas dinding bahtera. Perlahan tetapi pasti, mereka kian mendekati pantai.

Catatan Uray Ronald, Singkawang

Malam itu langit cerah, selaksa bintang bertaburan di angkasa. Rembulan pucat pun tak malu-malu menampakkan wajahnya. Keindahan alam begitu memukau seluruh penumpang bahtera. Mereka menjadi larut. Namun, suasana itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba, nun jauh di atas sana, seberkas cahaya menyilaukan terlihat melesat. Cahaya itu terus turun dengan kecepatan tinggi. Seluruh penumpang memandangnya tanpa berkedip sampai akhirnya cahaya itu mendarat di sebuah tempat di daratan dan menimbulkan ledakan.

Pemimpin rombongan kemudian memerintahkan agar bahtera segera berlabuh. Mereka penasaran dan ingin melihat langsung gerangan apa yang baru saja jatuh dari langit itu. Setelah sekian lama mencari, akhirnya mereka menemukan satu bongkahan batu berukuran sebesar rumah yang tergeletak di kaki bukit. Di sekitarnya tampak serpihan-serpihan batu yang berserakan. Sementara di puncak bukit itu, terlihat bekas-bekas benturan.

Para penumpang bahtera seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mereka pun percaya, batu yang berasal dari luar angkasa itu tentu memiliki kekuatan supranatural yang tinggi cerminan kekuasaan Yang Maha Kuasa. Sejak saat itu, lokasi di mana batu tersebut berada, dijadikan sebagai tempat pemujaan. Mereka yakin, ada beberapa bidadari yang menjaga batu itu. Bahkan, setiap raja (Sambas Pra Islam) yang akan dinobatkan, terlebih dahulu harus bertapa di tempat tersebut selama beberapa waktu.

Konon, bukit itu adalah Bukit Poteng atau yang biasa disebut oleh masyarakat dengan nama Gunung Poteng yang letaknya di wilayah Kecamatan Singkawang Timur. Benturan oleh meteor tadilah yang mengakibatkan mengapa bentuk puncak Gunung Poteng menjadi seperti sekarang. Sementara, batu besar/meteor tadi adalah Batu Belimbing yang sampai saat ini masih bisa dilihat dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Singkawang. Lokasinya berada di kaki Gunung Poteng, tepatnya di ujung sebuah gang di seberang Kantor Camat Singkawang Timur.

Warga setempat pun menamakan gang tersebut Gang Batu Belimbing. Batu ini tampak unik, karena bentuknya yang beralur-alur hasil pengikisan atmosfer. Atas alasan itulah mengapa batu ini disebut dengan nama Batu Belimbing. "Batu itu memang lain dengan jenis-jenis batu yang ada di bumi. Molekulnya berbeda. Silahkan undang pakar geologi untuk menelitinya. Di Amerika, ada juga batu yang seperti ini," ujar Mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Singkawang, Drs H Andi Irwandi, menutup ceritanya yang diperoleh dari berbagai sumber.(*)

Tidak ada komentar: