Dimuat Pontianak Post 8 Februari 2008
Berburu Rezeki di Malam Imlek
Datangi Vihara, Nantikan Belas Kasih Pengunjung
Malam Imlek di Kota Singkawang terasa begitu meriah. Kembang api terus dimainkan sejak awal malam hingga dini hari. Aneka warna menghiasi angkasa dan memukau siapapun yang melihatnya. Namun, ada pemandangan yang berbeda di depan Vihara Tri Dharma Bumi Raya, tepat di pusat kota.
Catatan Uray Ronald, Singkawang
Di atas aspal, belasan orang dengan pakaian agak kumal terlihat duduk berjejer. Beberapa di antaranya masih bocah. Pemandangan ini tampak begitu kontras dengan vihara yang begitu bersih dan indah setelah dibenahi oleh pengurusnya. Di dalam vihara terlihat banyak lilin merah. Aroma dupa yang dibakar tercium semerbak. Lampu-lampu dan sejumlah lampion yang menghiasi sekitar vihara menambah lengkap keindahannya.
Beberapa anggota polisi terlihat berjaga di sekitar lokasi. Jalan itu memang diblokir karena di ujung sana ada Pentas Gelar Malam Imlek yang menghadirkan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta. Banyak warga yang berkumpul di sekitar vihara ini karena ingin melihat pemandangan khas di malam Imlek. Beberapa juru foto sejak tadi sudah nongkrong di tempat itu guna mengabadikan momen setahun sekali ini.Tejo (55) juga duduk di situ, di antara pengemis-pengemis lain. Beda dengan pengemis lain yang menggunakan kaleng bekas, Tejo menggunakan jerigen yang salah satu sisinya dilubangi untuk menampung belas kasihan orang. Dengan sabar dia menanti recehan dari pengunjung vihara. Sesekali dia terlihat menghisap pipet dari sebungkus kopi yang menjadi bekalnya.
"Saya memang selalu di sini kalau malam Imlek," katanya ketika disapa Pontianak Post. Pria ini mengaku tinggal di pinggir sungai di kawasan Pasar Baru. Anaknya delapan orang dan masih kecil-kecil. Sebetulnya, sehari-hari Tejo berprofesi sebagai tukang becak. Tetapi malam ini dia tidak bekerja. Awal malam itu, pengunjung vihara masih sepi. Tak heran jika jerigen miliknya masih sedikit terisi.
"Biasanya baru akan ramai sekitar pukul 10.30 malam," ujarnya, terkesan sudah hapal benar dengan kebiasaan warga tionghoa di Malam Imlek. Tejo berharap, malam ini ada tambahan rejeki untuknya sekeluarga. Sementara itu, bunyi gelegar yang diikuti dengan kembang api terus terdengar bersahut-sahutan. Aneka warna dan motif menghiasi langit Singkawang dari berbagai penjuru angin.
Perlahan tapi pasti, pengunjung vihara semakin ramai. Satu persatu melintasi Tejo dan beberapa pengemis lain. Ada di antara mereka yang menjatuhkan uang di jerigen Tejo dan rekan-rekannya. Pengunjung kemudian memasuki vihara untuk sembahyang. Dupa dinyalakan dan di bawa ke dalam vihara. Di ujung sana, sesekali mereka tampak tertunduk dengan khidmat sambil memanjatkan doa.(*)
Sabtu, 09 Februari 2008
Sisi Lain Imlek di Singkawang
Label:
Budaya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar