Jumat, 08 Agustus 2008

Sisi Lain BLT

Pengantre Pusing, Petugas Siapkan Balsem Layani Warga

Kantor Pos Sambas siang kemarin begitu padat. Kursi-kursi di bawah tenda yang disediakan bagi pengantre tak lagi mampu menampung. Banyak yang terpaksa duduk berhimpitan di halaman dengan hanya beralaskan sendal atau rumput. Tanpa toleransi, matahari terus membakar sehingga sebagian pengantre mengeluh pusing kepala dan setengah mabuk.

Laporan Uray Ronald, Sambas

HARI itu merupakan jadwal pencairan dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) bagi warga Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas. Ada ribuan warga miskin yang mengantre sejak pagi. Tua muda, laki-laki maupun perempuan. Bagi orang tertentu, uang senilai Rp300 ribu mungkin tak berarti apa-apa. Tetapi bagi mereka, itu adalah sebuah anugerah. Dengan sabar, mereka menantinya.

Waktu hampir tengah hari tetapi antrean masih tetap panjang. "Saya sudah datang jam 08.00 pagi tadi tetapi sampai sekarang belum dipanggil," kata seorang pengantre. Butiran keringat bercucuran di keningnya. Kemeja lusuh yang ia kenakan pun mulai basah.

"Mau bagaimana lagi, belum kata orang, ya belum," timpal rekannya sesama pengantre. Masih untung, keduanya mendapat tempat duduk di halaman, persis di bawah pohon sehingga agak teduh. Mereka juga masih tampak muda. Sementara di depan sana, terlihat sedikitnya sepuluh orang nenek renta yang juga sedang mengantre.

Mereka duduk di lantai teras Kantor Pos tanpa alas, berdesak-desakan dan kepanasan. Seorang di antaranya mengeluh pusing kepala. Untunglah, petugas yang sedari tadi cuap-cuap menggunakan pengeras suara sangat peka akan situasi. Satu botol minyak angin dan balsem ia keluarkan dari saku bajunya. "Bagi yang pusing atau mabuk, saya ada minyak angin, balsem juga ada, hayo siapa yang mau," katanya menawarkan.

Secara spontan, puluhan ujung jari diacungkan menjawab tawaran itu. "Pucuk dicinta ulam pun tiba", mungkin itu yang dipikiran para pengantre. Ternyata, banyak juga yang pusing kepala. Si petugas kemudian berkeliling membagikan secolek balsem atau setetes dua tetes minyak angin kepada mereka yang langsung mengoleskannya ke pelipis atau leher masing-masing. Mereka tersenyum dan sangat berterima kasih kepada petugas baik hati itu.(*)

Gelar "Tantangan" Bagi Lansia

NEK Ki Pau (78) terlihat senang, siang itu. Ia tak perlu terlalu lama mengantre untuk mencairkan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kantor Pos Sambas. Usianya yang lanjut membuat ia mendapatkan prioritas pelayanan. Namun, ia terlebih dahulu harus berani menjawab tantangan.

Uray Ronald, Sambas

Acara Tantangan atau Fear Factor yang digelar di sebuah saluran televisi swasta ternyata juga menular pada proses pencairan BLT di Sambas. Ide kreatif ini muncul di benak petugas karena melihat jumlah pengantre yang mencapai ribuan. Apalagi, banyak di antara pengantre adalah kaum tua. Rasa kemanusiaan petugas pun terketuk.

Warga miskin yang berusia di atas 75 tahun pasti didahulukan, terlebih lagi jika mereka punya keperluan lain yang mendesak. Mereka diminta menjawab tantangan dari petugas. Memang, tantangan yang diberikan tak seperti acara Tantangan atau Fear Factor yang kadang membuat kita bergidik ngeri ataupun jijik. Tetapi, ini cukup menguji nyali.

Satu persatu dimintai tampil ke depan seluruh pengantre, memperkenalkan diri dan membeberkan apa hobby-nya sewaktu muda menggunakan pengeras suara. Nek Ki Pau adalah salah satunya. "Saya dari Sejangkung. Hobby saya dulu main gambus. Sekarang mengaji, menjadi imam dan khatib di masjid. Saya mohon diperkenankan untuk masuk cepat (mengambil BLT)," katanya.

Sedangkan Amri lain lagi. "Saya dulu hobby main bal (sepak bola)," ujarnya disambut senyum seluruh pengantre. Mereka maklum dan tidak keberatan jika kaum tua mendapatkan pelayanan yang spesial. Suasana berubah menjadi ceria ketika satu persatu kaum tua itu tampil.

Setelah mendapatkan BLT, "thank you, arigato, kamsia...," ucap Nek Ki Pau sesaat sebelum meninggalkan kantor pos kepada petugas dan semuanya. Meskipun sepatah dua patah kata, ternyata ia juga mengerti bahasa Inggris, Jepang dan Cina. (*)

Dimuat 13-14 Maret 2006 Pontianak Post

Tidak ada komentar: