Selasa, 10 Maret 2009

Sang Raja Jin


Sang Raja Jin (Kayla Pustaka, 2008), Irving Karchmar

Kematian adalah salah satu anugerah terlembut dari Tuhan. Kematian memisahkan orang dari kegembiraan dan kesedihan sementara, yang hanya setetes belaka bagi jiwa. …di balik kematian ini terbentang Samudra Cahaya… (hlm. 33).

Ketika Allah menciptakan umat manusia, semuanya mengatakan mencintai-Nya. Maka Dia kemudian menciptakan kesenangan-kesenangan duniawi, dan sembilan per sepuluh dari mereka segera meninggalkan-Nya, sehingga yang tersisa hanya sepersepuluhnya.

Kemudian Allah menciptakan kemegahan dan kenikmatan Surga, dan sembilan per sepuluh dari sepersepuluh yang tersisa itu meninggalkan-Nya. Lalu Allah menimpakan bencana dan kesedihan kepada sepersepuluh yang tersisa itu. Dan sembilan per sepuluh dari sepersepuluh yang tersisa itu juga melarikan diri dari-Nya.

Manusia-manusia yang menjauh dari-Nya itu terombang-ambing antara kesenangan, harapan, dan putus asa. Tapi, mereka yang tetap bertahan, yakni sepersepuluh dari sepersepuluh dari sepersepuluh yang tersisa, adalah manusia-manusia pilihan. Mereka tidak menginginkan dunia, tidak mengejar surga, dan tidak melarikan diri dari derita.

Hanya Allah semata yang mereka inginkan, dan walaupun mereka menerima penderitaan dan cobaan yang bisa membuat gunung-gunung gemetar ketakutan, mereka tidak meninggalkan cinta dan kepasrahan kepada-Nya. Mereka adalah hamba Allah yang sejati, pencinta Allah yang sesungguhnya.

Tubuh sujud dalam shalat, dan jiwa meraih cinta, ruh sampai ke kedekatan dengan Tuhan, sedangkan hati beroleh kedamaian dalam persatuan dengan Allah… Cinta tak bisa dijelaskan. Penjelasan tentang cinta bukanlah cinta, karena cinta melampaui kata-kata… cinta adalah anugerah ilahi. Ia tak dapat direbut, juga tak bisa dilawan.

Sungguh, yang luar biasa bukanlah yang tak pernah jatuh, melainkan yang bisa bangkit dari kejatuhan. Mereka berhasil keluar dari “penjara diri” dengan mengatasi segala tarikan nafsu diri pribadi, menyatu dengan kehendak Tuhan melalui pengutamaan pelayanan terhadap sesama makhluk daripada kenyamanan pribadi, dan akhirnya meraih cinta, abadi dalam cinta.

Seperti kata Rumi, “Jika kau ingin mengetahui dirimu yang sejati, keluarlah dari dirimu/Tinggalkan selokan dan mengalirlah menuju Sungai…” Atau seperti yang ditulis penyair sufi lainnya, “Ketahuilah bahwa ketika kau belajar kehilangan dirimu, kau akan mencapai Yang Terkasih…” Selaras pula dengan ajaran Lao Tze dalam Tao Teh Ching, “Yang mengalahkan diri sendiri disebut kuat… Yang mati tapi tak binasa disebut panjang umurnya.”

Ditulis oleh Anton Kurnia, kritikus sastra; disampaikan pada peluncuran novel Sang Raja Jin karya Irving Karchmar di Jakarta, 16 Februari 2008.

Tidak ada komentar: