Dimuat Pontianak Post Jumat, 7 Januari 2005
Isu Tsunami Susulan,Lari Pontang Panting
Hujan Deras, Arus Air Deras
Banda Aceh,- Trauma atas tragedi gempa dan tsunami sampai sekarang masih dirasakan warga Banda Aceh. Hal ini terbukti ketika terjadi beberapa kali gempa susulan dua hari terakhir. Pengungsi, relawan, wartawan dan aparat yang mangkal di sekitar Posko Satkorlak Penanggulangan Gempa Pendopo Gubernur dibuat panik. Mereka lari terbirit-birit keluar ruangan.
Kepanikan ini kembali terulang, Kamis (6/1) sekitar pukul 17.15 WIB. Saat itu hujan deras kali pertama mengguyur Banda Aceh. Akibatnya, selokan dan sungai menjadi penuh air. Karena selokan dan sungai tersebut sebelumnya sudah dibersihkan, aliran air relatif deras. Aliran itu disangka air laut yang datang berbentuk gelombang tsunami. "Air...air...!!! Air naik!" teriak seorang perempuan.
"Tsunami datang lagi." terdengar teriakan yang lain. Seluruh penghuni posko yang saat itu sibuk dengan kegiatannya masing-masing tersentak dan spontan lari keluar. Mereka ingin menyelamatkan diri. Barang barang berupa laptop, tas, ponsel dan lainnya ditinggal begitu saja. Bahkan ada beberapa yang setelah di luar, berusaha naik ke atas pohon. Ada juga yang karena panik, berlari sejadi-jadinya sehingga saling bertabrakan. Komplek Pendopo Gubernur riuh rendah oleh teriakan-teriakan histeris.
"Tidak ada tsunami, itu kan hanya air sungai saja," kata Bakri Beck dari Bakornas Posko Penanggulangan Bencana berusaha menenangkan. "Sungainya sudah dibersihkan, jadi airnya lancar. Ini juga karena hujan," jelasnya. Upayanya berhasil menenangkan semuanya. Setelah tenang, rata-rata yang panik tadi pun langsung tersenyum sendiri. Setelah melihat dengan seksama keadaan sungai dan selokan di dekat pendopo, mereka yakin bukan tsunami yang datang melainkan cuma air hujan.
Selanjutnya, dengan pengeras suara Bakri Beck menjelaskan bahwa tsunami hanya datang sekali saja usai gempa. Kalaupun ada kemungkinan untuk terulang, akan memakan waktu yang sangat lama. Dia juga menjelaskan tentang gempa-gempa susulan yang terjadi dalam dua hari terakhir. Penjelasan yang diberikannya sesuai dengan informasi yang didapatkan dari Posko Pasca gempa bumi dan Tsunami Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. Rabu (5/1), terjadi dua kali gempa yang membuat panik.
Gempa pertama, katanya, terjadi sekitar pukul 21.34 WIB dengan magnitude (kekuatan) 5,5 Skala Richter dengan kedalaman 30 km. Jarak epicentrumnya sekitar 65 km arah Barat Banda Aceh. Sementara dampak goncangan yang ditimbulkannya di Banda Aceh itu menurut Skala MMI, mencapai level III-IV. Sedangkan gempa yang kedua, terjadi pukul 21.54 WIB dengan magnitude 5,8 Skala Richter. Jarak pusat gempa yaitu sekitar 105 arah Barat Banda Aceh dengan kedalaman 41,2 km. Dampak goncangannya yang dirasakan di Banda Aceh, juga mencapai level III-IV Skala MMI.
"Jadi, yang mestinya kita takutkan itu bukan Skala Richternya, tapi Skala MMI, karena ini mengukur dampak goncangannya. Semakin besar Skala MMI-nya, maka kerusakan yang ditimbulkan semakin parah," jelasnya. Sementara untuk gempa yang terjadi Kamis (6/1), juga sebanyak dua kali dan sama-sama membuat panik. Gempa pertama terjadi sekitar pukul 07.11 WIB dengan magnitude sebesar 5,7 Skala Richter.
Kedalamannya 24,6 km dan berjarak 240 km sebelah Barat Banda Aceh. Goncangan yang ditimbulkannya berkisar III-IV Skala MMI. Gempa terkuat terjadi sekitar pukul 07.56 WIB. Gempa ini membuat kepanikan yang lebih besar karena goncangan yang ditimbulkannya lebih hebat. Kaca-kaca dan tiang bangunan sampai bergetar dibuatnya. Bahkan, beberapa wartawan mengaku merasa pusing karenanya.
Menurut kabar dari seorang rekan di Medan yang dihubungi via ponsel, getarannya juga terasa di sana, tapi tidak sampai membuat pusing. Berdasarkan data Posko PGT, gempa terakhir ini memang lebih kuat, magnitude-nya tembus angka 6,2 Skala Richter. Pusatnya juga tidak terlalu dalam dari yang sebelumnya. "Kedalaman pusat gempa 22,4 km dan jaraknya 60 km ke arah Barat Daya Banda Aceh," ungkap Bakri.
Goncangan yang ditimbulkan gempa ini juga lebih besar yaitu mencapai IV Skala MMI. Gempa-gempa yang dijelaskannya ini hanyalah gempa yang dirasakan sangat kuat getarannya dan menimbulkan panik. Tidak menutup kemungkinan ada gempa-gempa lain yang terjadi namun getarannya tidak terasa di Banda Aceh. Dijelaskan juga bahwa gempa-gempa di atas merupakan akibat dari adanya aktivitas patahan aktif di sebelah Barat Banda Aceh. Patahan ini sedang mencari posisi kesetimbangan.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang karena gempa tersebut tidak akan menimbulkan tsunami. Masyarakat juga diminta untuk tetap mengikuti arahan satkorlak. Rumah-rumah yang telah mengalami kerusakan atau retak cukup parah, hendaknya juga dihindari. Hal ini agar tidak menimbulkan celaka jika sewaktu-waktu bangunan itu runtuh karena gempa. Dikatakan, selama aktivitas patahan aktif belum berhenti, maka gempa akan terus mengguncang Banda Aceh. (rnl)
Sabtu, 09 Februari 2008
Aceh, ck...ck...ck
Label:
Sebuah Tragedi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar