Sabtu, 09 Februari 2008

Sambas di Sarawak Regatta 2006


Dimuat Pontianak Post Minggu, 3 September 2006

Jadi Tamu Kehormatan Menteri dan Gubernur
Tim Dayung Sambas dalam Sarawak Regatta 2006

Ternyata, Sambas begitu spesial di mata pemerintah Malaysia, khususnya di Sarawak. Tim Dayung Sambas adalah satu-satunya tim dari Indonesia yang diundang untuk meramaikan Event Sarawak Regatta 2006. Tak hanya itu, kedatangan tim juga disambut dengan hormat oleh Menteri dan Gubernur (TYT Yang Dipertuan Negeri) Sarawak.

Laporan Uray Ronald, Kuching

Nuansa Perayaan Hari Kemerdekaan Malaysia sudah mulai terasa begitu Tim Dayung Sambas tiba di Tebedu, perbatasan Malaysia-Indonesia pada 31 Agustus 2006 lalu. Suasananya mirip dengan Perayaan Hari Kemerdekaan di Indonesia. Sepanjang jalan, tampak bendera Malaysia berkibar di depan rumah-rumah penduduk. Bedanya, di Sarawak ada dua bendera yang dikibarkan. Bendera Malaysia selalu disandingkan dengan bendera merah-kuning hitam milik Negara Bagian Sarawak.

Hanya saja, tidak semua rumah atau bangunan yang memasang bendera pada Hari Kemerdekaan. Ini karena di satu sisi Pemerintah Malaysia tidak mengharuskan dan di sisi lain, sebagian warga pun tampaknya tak terlalu memusingkan soal pemasangan bendera. Sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia yang warganya begitu antusias menghiasi gapura, rumah, kerja bakti dan memasang bendera pada Peringatan Hari Kemerdekaan-nya.

Gapura hias, lomba panjat pinang dan panggung-panggung hiburan rakyat seperti di Indonesia tak terlihat di sepanjang perjalanan. Kemeriahan Hari Kemerdekaan Malaysia baru terasa begitu kental ketika tim tiba di Kuching. Sejumlah jalan utama diblokir polisi karena ada perbarisan (upacara bendera) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ahmad Badawi di Padang Merdeka. Hampir seluruh bangunan di pusat kota ini memasang bendera dengan ukuran ekstra besar. Di sini juga ada pawai kendaraan hias dan lain-lain.

Keesokannya, kemeriahan terasa semakin menggila karena Yang Dipertuan Agong Malaysia membuka Sarawak Regatta 2006. Event ini merupakan agenda wisata tahunan yang menampilkan aneka perlombaan di atas air seperti dayung kano, perahu kayak, jet ski, power boat dan lain-lain yang diikuti atlet dari berbagai negara termasuk dari Sambas, Kalbar, Indonesia.

Warga tumpah ruah di waterfront menyaksikan lomba babak penyisihan. Di tempat ini juga digelar pameran aneka jenis produk industri dan kerajinan Malaysia. Ada pula yang menggelar aneka permainan khusus anak-anak. “Ini salah satu produk pelancongan kita. Kita ingin menarik minat lebih banyak pelancong,” kata Yang Berhormat Menteri Muda Pembangunan Bandar dan Pelancongan Sarawak, Dato' Hamdin, ketika jamuan makan malam bersama Tim Dayung Sambas di Holiday Inn, malam harinya.

Tahun lalu, katanya, jumlah turis yang datang ke Sarawak mencapai 2,3 juta orang. Tahun ini, pihaknya menargetkan untuk menarik sebanyak 3,5 juta orang. Karena itu, atlet-atlet dari berbagai negara sengaja diundang guna menambah meriah lomba ini dan untuk promosi wisata. Ada atlet dari Singapura, Brunei Darussalam, Dubai, Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, Australia, Afrika Selatan, New Zealand hingga Bosnia.

Khusus Indonesia, pihaknya hanya mengundang Tim Dayung dari Sambas yang dikomandoi langsung oleh Sultan Sambas, Pangeran Ratu H Winata Kesuma. “Sambas adalah tetangga terdekat kita yang serumpun. Adat dan budaya kita tak berbeza sangat. Karena itu, kita selalu undang Sambas. Kedatangan Tim Sambas adalah suatu kehormatan bagi kita,” ujarnya. Tim Dayung Sambas yang berangkat kali ini adalah tim yang beberapa bulan lalu merajai lomba dayung internasional di Labuan.

Pangeran Ratu yang membawa 30-an atlet ini juga didampingi Ketua Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) Kalbar, Abdi Nurkamil dan Ketua Yayasan Pesisir, Mul'am Husairi. Anggota DPRD Kalbar, Tobias Ranggie juga ikut dalam rombongan. Tak hanya Menteri Muda Pembangunan Bandar dan Pelancongan Sarawak yang memberikan pelayanan spesial terhadap Tim Dayung Sambas. Tuan Yang Terutama Yang DiPertua Negeri Sarawak Tun Datuk Patinggi Abang Haji Muhammad Salahudin juga mengundang seluruh tim ke Astana-nya guna menghadiri acara ramah tamah.

Bagi Tim Sambas, sambutan yang demikian merupakan pemacu semangat untuk menorehkan prestasi maksimal dalam ajang ini demi nama baik daerah dan bangsa. “Insya Allah, Tim Samba s akan menang. Kita mohon doa restu dari warga Sambas, Kalbar dan Indonesia,” kata Pangeran Ratu, kemarin. Hari ini, Minggu (2/9) Tim Dayung Sambas akan kembali berlaga, bersaing dengan atlet-atlet dari dunia internasional. (*)


Dimuat Pontianak Post, 4 September 2006

Menang Tetapi Nyaris Gagal Bertanding
Tim Dayung Sambas dalam Sarawak Regatta 2006

Dengan semangat membara, satu persatu anggota Tim Dayung Sambas menaiki perahu yang diberi nama Dayang Maimunah, kemarin siang. Tepuk tangan para official dan penggemar dari kalangan warga lokal terdengar mengiringi. Tak berapa lama, Dayang Maimunah sudah terlihat meluncur deras menuju garis start, bersiap untuk lomba.

Catatan Uray Ronald, Kuching

"Bagi tim dengan nombor flag empat, anda semua baru boleh ikut lumba kalau menyertakan lima orang pengayuh wanita dan lima belas orang pengayuh lelaki," suara dari mikrofon panitia tiba-tiba terdengar ketika Tim Dayung Sambas sudah bersiaga di garis start. Suara itu terdengar begitu mengejutkan.

Ekspresi kekecewaan seketika muncul di wajah seluruh anggota tim dan official, terlebih lagi Penanggung Jawab Tim, Pangeran Ratu H Winata Kesuma serta Ketua Tim, Mul'am Husairi. Betapa tidak, dalam undangan yang diterima Tim Sambas beberapa waktu lalu, sama sekali tak mencantumkan ketentuan tersebut. Akibatnya, anggota tim yang dibawa semuanya adalah laki-laki.

Resah dan gundah menyatu dalam hati para official karena keputusan panitia tadi bermakna bahwa Tim Sambas tak akan bisa bertanding karena tidak memenuhi syarat. Sedianya, hari itu Tim Sambas akan berlaga dalam Lomba Sampan Kategori Pelancong, Sarawak Regatta 2006 untuk sampan dengan 20 pendayung. Panjang trek dalam lomba ini yaitu sejauh 2,7 kilometer.

Dari kejauhan, Dayang Maimunah terlihat meluncur kembali ke pangkalan karena merasa "terusir" dari garis start. Menurut panitia, ketentuan pendayung campuran laki-laki dan perempuan ini disepakati dalam rapat dengan masing-masing pengurus tim sebelumnya. Tim Sambas protes karena merasa tidak diberitahu akan hal itu.

"Ya sudah, dibatalkan saja," kata Arbain, Pelatih Tim Dayung Sambas yang telanjur kecewa. Untunglah, pada akhirnya panitia mengambil suatu kebijakan. Tim Sambas diperkenankan "meminjam" lima orang pendayung perempuan dari warga lokal. Tim menerima kebijakan ini dan lalu mencari lima orang pendayung perempuan.

Setelah hilir mudik cukup lama, didapatlah lima pendayung perempuan dari Kampung Panglima Seman Lama Petra Jaya, Kuching. Dengan terpaksa, lima orang anggota tim yang telah dipersiapkan sejak awal harus digantikan dengan lima orang pendayung perempuan tersebut. Namun, semua bisa menerima keputusan ini karena dianggap lebih baik ketimbang harus gagal bertanding.

Dayang Maimunah pun kembali meluncur ke garis start. Di sana, sudah bersedia antara lain Tim Dayung dari Brunei, Singapura, Dubai dan Malaysia. Kemudian, perlombaan pun dimulai. Warga yang tumpah ruah di waterfront dan sepanjang Sungai Sarawak menjadi saksi, sejak start, Dayang Maimunah sudah mengungguli lawan-lawannya. Tepuk tangan dan teriakan-teriakan pemancing semangat terus mengiringi.

Banyak pula warga lokal yang menjagokan Tim Sambas karena tahu tim ini adalah tim yang menjuarai lomba dayung internasional di Labuan beberapa waktu lalu. Belum lagi supporter dari kalangan TKI yang kebetulan libur pada hari itu. Tim Dayung Sambas ini merupakan gabungan dari dua tim yaitu TODAK (Tim Olahraga Dayung Kelautan) dan Keruiz 1789. Kedua tim tersebut adalah unggulan di Kabupaten Sambas.

Sementara itu, Dayang Maimunah masih terus memimpin tanpa mampu terkejar oleh yang lain. Terus terdepan hingga mencapai garis finish. Perahu itu seolah-olah telah menjadi raja sungai. Kesuksesan di Labuan kembali terulang. Nama Sambas, Kalbar dan Indonesia pun semerbak mewangi di mata dunia. Pangeran Ratu H Winata Kesuma menyatakan sangat bersyukur akan hal ini. "Ini berkat kerja keras tim, doa serta dukungan semua pihak," katanya.

Tim Dayung Sambas mendapat hadiah berupa trophy, piagam serta sejumlah uang tunai. Kegembiraan memuncak karena prestasi tertinggi telah berhasil direngkuh. Tim dari Dubai pun menyatakan salut dengan Tim Sambas. Mereka bahkan mengajak saling bertukar kostum. Kemenangan ini dinilai sebagai sebuah oleh-oleh yang paling berharga ketika tim pulang nanti.

Tidak ada komentar: