Sabtu, 09 Februari 2008

Sarawak Regatta 2006

Dimuat Pontianak Post, 5 September 2006

Sempat "Dipinjam" Perusahaan Shell Malaysia
Tim Dayung Sambas dalam Sarawak Regatta 2006 (2)

Kebolehan Tim Dayung Sambas sudah cukup dikenal di Malaysia. Sebab, tim ini telah berulang kali meraih sukses dalam lomba-lomba internasional. Kemenangan kemarin menambah panjang deretan prestasi yang telah diukir Tim Sambas. Keharuman nama tim ini begitu menggoda sehingga banyak yang jatuh cinta.

Catatan Uray Ronald, Kuching

Dalam Sarawak Regatta 2006, Tim Dayung Sambas sebetulnya hanya boleh ikut dalam satu lomba yaitu Lomba Sampan dengan 20 Pendayung untuk Kategori Pelancong 2,7 kilometer. Namun, karena dinilai punya kemampuan lebih, ada pihak perusahaan swasta di Malaysia yang berminat "memakai" tim ini untuk ikut lomba. Perusahaan yang tergoda itu adalah Shell. Shell "meminjam" Tim Sambas untuk berpartisipasi dalam lomba Kategori VIP dan Perpaduan Tingkat Lokal.

Perjanjiannya, jika menang, 60 persen hadiah akan diserahkan untuk Tim Sambas dan sisanya untuk Shell. Perjanjian itu disepakati oleh kedua pihak. Lomba kategori ini diikuti belasan perahu milik perusahaan-perusahaan swasta di Malaysia. Jumlah pendayung yang dibutuhkan yaitu sebanyak 20 orang dan trek yang ditempuh sepanjang 2,7 kilometer. Warga yang sejak pagi memadati waterfront dan pinggiran sungai menatap lekat ke arah sungai menunggu lomba dimulai.

Sementara di ujung sana, tepat di garis start, belasan perahu tengah bersiap sedia. Begitu tanda start dibunyikan, perahu-perahu itu melaju kencang. Dari kejauhan, tampak percikan air yang muncrat ditampar dayung. Kayuh aneka warna itu terlihat berkilat-kilat ditimpa sinar matahari. Tim Shell bersaing ketat dengan Tim Zecon dan saling susul-menyusul, sementara tim lainnya ketinggalan jauh di belakang.

Sekitar seratus meter dari garis finish, Tim Shell masih memimpin. Namun kemudian, secara berangsur-angsur, Tim Zecon berhasil mendekat. Perahu itu tampak begitu rapat dengan perahu Tim Shell. Semakin dekat dengan garis finish, para pendayung di kedua perahu itu kian bersemangat. Wajah mereka kelihatan memerah dan dayung pun diayunkan sejadi-jadinya. Akhirnya, Tim Zecon berhasil mengungguli Tim Shell. Ada ekspresi kurang puas di kalangan official Tim Sambas.

"Padahal kita sudah sempat memimpin," sesal Mubin, anggota tim. Namun, peringkat kedua dipandang tak terlalu mengecewakan. Menurut Pangeran Ratu H Winata Kesuma, prestasi yang diukir Tim Sambas kali ini sudah sangat menggembirakan. Selain juara kategori pelancong, tim ini juga menjadi juara kedua untuk kategori VIP, meskipun menggunakan "bendera" Shell. Hal tersebut membuktikan bahwa Sambas punya potensi yang tinggi di bidang olahraga tradisional dayung.

Pemangku Adat Kesultanan Sambas itu juga menyatakan sangat berterima kasih atas dukungan dan dorongan yang telah diberikan pemda kabupaten dan propinsi sehingga Tim Sambas bisa berbuat banyak di mata internasional. Ia berharap, pemerintah dapat terus memberikan dukungan dan perhatiannya agar Tim Dayung Sambas bisa kembali menorehkan tinta emas dalam event-event lain.

"Ini potensi besar yang kita miliki dan bernuansa adat dan budaya tradisional kita. Jadi, harus kita pelihara terus. Dalam hal ini kita butuh dukungan dan perhatian pemerintah. Masalahnya, kadang-kadang kita hanya mengandalkan semangat dari kalangan pengurus dan atlet saja, tanpa ada dukungan fasilitas yang memadai dari pemerintah," katanya didampingi Ketua Tim, Mul'am Husairi.

Sebagai Pemangku Adat sekaligus Sultan Sambas, ia menyatakan akan tetap komit melestarikan adat dan budaya. Pandangannya hampir sama dengan yang diungkapkan Tobias Ranggie SH, Anggota DPRD Kalbar yang ikut dalam rombongan. Pemerintah, kata Tobias, perlu memperhatikan potensi besar seperti ini. Tim Sambas telah mengharumkan nama daerah dan bangsa. "Selain sudah juara satu, tim kita juga dipinjam oleh perusahaan di Malaysia. Ini adalah hal positif. Mereka saja yakin dan percaya dengan kemampuan kita, masa' kita sebagai pemilik justru sebaliknya. Janganlah disia-siakan," ujar dia.

Kalau pemerintah ingin mempromosikan daerahnya keluar negeri, kata Tobias, seharusnya pemerintah memberi perhatian yang lebih terhadap potensi-potensi yang ada. Selain dayung yang berhasil mengangkat nama baik daerah dan negara, cabang olah raga lain juga dinilai banyak yang potensial. "Kalau ada event di tempat kita, biasanya dana untuk panitia lebih besar daripada dana untuk pembinaan atlet," katanya prihatin.

"Bagaimana mau berprestasi baik? Harusnya, atlet-atlet yang berprestasi mendapat perhatian dan penghargaan yang lebih". Di sisi lain, Sarawak Regatta dipandang bisa menjadi contoh bagaimana cara pemerintah Malaysia menarik wisatawan. Kalbar juga dapat menggelar event serupa dan diyakini akan lebih baik lagi mengingat Kalbar kaya akan sungai dan atlet dayung. "Persoalan kita selama ini biasanya adalah dana. Tetapi, kalau semua bisa terprogram dengan baik, saya kira masalah ini bisa teratasi".

Kiprah Tim Dayung Sambas memang patut diacungi jempol. Usai Sarawak Regatta 2006, tim ini juga diundang secara resmi untuk berpartisipasi dalam lomba serupa di Singapura pada November 2006 dan Pebruari 2007 mendatang. Undangan ini disampaikan Manajer Tim Dayung Singapura, Azlam kepada Pangeran Ratu H Winata Kesuma beserta Ketua Tim Dayung Sambas, Mul'am Husairi saat acara ramah tamah di Astana Gubernur Sarawak, Sabtu (2/9) lalu. Akankah tim ini kembali mengharumkan nama daerah dan negara?(habis)

Tidak ada komentar: